Tobat

Hari itu adalah hari dimana semua orang islam melakukan ibadah puasa, dan seperti biasanya aku berangkat sekolah dengan sepeda kesanyanganku atau menggunakan kendaraan umum. Sesampainya di sekolah, aku datang tepat pukul 07.00 dan karena di bulan puasa jam pelajaran di mulai pukul 07.30, jadinya aku tidak terlambat deh.
Sesampainya di kelas aku bertanya pada temanku “oia, hari ini ada PR kan?” ucapku, “kayaknya sih ga ada, tapi Tanya orang lain aja barang kali emang ada” katanya sambil berjalan menuju menuju sekelompok orang yang sedang menerjakan tugas. “hei, ternyata benar yah, emang ada tugas?” ku bertanya pada salah satu dari mereka “ada nih,tapi sedikit sih” ucapnya, “oh..yang ini toh, ini mah aku sudah” ucapku
“Bersiap…berdoa mulai” ketua kelas menyiapkan tanda bahwa pelajaran jam pertama akan segera di mulai. “Selamat pagi bu” kami menyapa guru tersebut. Pelajaran hari ini adalah pelajaran yang lumayan aku sukai, yaitu IPA, karena disamping penjalasannya mudah di mengerti selain itu gurunya masih muda dan cantik lagi.hehehe.
Seperti biasa Bu Kiki menjelaskan panjang lebar tentang system pencernaan, karena memang bab ini yang sedang di pelajari.
Akhirnya 4 jam pelajaran telah di lalui, “akhirnya…istirahat juga” ucapku singkat. “ ia yah..eh, katanya hari ini bebas yah? Karena katanya besok mau libur puasa.” Ucap ozi. “asik…jadinya pulang sekolahnya cepat dan bisa maen ps deh” jawabku kegirangan. Bel tanda istirahat telah berbunyi, dan benar yang dikatakan ozi, karena wali kelas membagikan surat dan pastinya itu surat tentang libur puasa. dan benar saja, bahwa kami akan libur selama 2 minggu
“hey…hari senin jalan-jalan yuh habis sholat subuh!” ucap Rahman “bisa aja..tapi kamu mau ngajak siapa saja?” ucapku “gampang…ajak aja teman-teman seperti tahun yang lalu. Seperti Ozi,Lukman dan Rizki” “okey deh..tapi jangan lupa beli petasan dulu yah…?” “beres, aku juga dah tau kok dimana tempat yang jual petasan..!” balasnya. “asik…ga seru kalaw jalan-jalan ga bawa petasan”. Dan kami pun pulang bersama-sama
Akhirnya hari yang di tunggu-tunggu pun tiba, sesuai dengan kesepakatan kami berlima setelah sholat subuh mulai menyiapkan peralatannya, seperti korek dan obat nyamuk. Kami berlima manuju tempat penjualan petasan tersebut. “Kamu masih ingat tempat penjualnya ga?” tanyaku pada Rizki “ aku sih masih ingat…law ga salah lewat sini!” ucapnya. “serius! Tapi kan waktu tahun yang lalu juga kayaknya ga lewat sini deh?” Rahman menyala pembicaraan mereka. “ orang yang dulu sudah tidak berjualan lagi” ucap Rizki pada Rahman.
Kami pun sampai di tempat penjualan itu, dan benar saja, banyak sekali jenis petasan yang di jual di sini. “tuh kan..aku bilang juga apa..yang jual petasan tuh di sini, dan di sini juga murah kok” ucap Rizki pada kami berempat. Kami pun banyak membeli patasan dari situ. Jalan-jalan pun di mulai, rute yang dilewati juga dari belakang kejaksaan sampai SDN2 Brebes. “wah,,kayaknya perang siap di mulai nih!!!!” Rahman bersiap untuk menyalakan petasannya, “lah..jangan perang-perangan, mending buat ngerjain orang lain aja…?hehehe” ucapku sambil tertawa. “terserah kamu aja deh” ucap Lukman dan Ozi berbarengan. Bunyi petasan pun mengiringi perjalanan kami berlima, tiba-tiba ada 2 orang yang menghampiri kami, kedua orang itu pun berwajah seram. “heh…kalau mau maen petasan jangan di sini!!! Sebagai gantinya, aku minta sebagian petasan kalian” ucapnya “lah ini deh!” aku pun menyerahkan tanpa rasa ikhlas sedikit pun.
Perjalanan kami lanjutkan kembali, bunyi petasanpun sudah banyak terdengar di telinga kami, kami sampai di SDN2 Brebes untuk beristirahat sebentar sambil mencuci tangan kami masing-masing karanya bau petasan. “emang di sini ga ada penjaga sekolahnya yah?” tanyaku pada Rahman, karana sia alumni SD tersebut “biasanya sih ada, tapi ga ada motornya, tandanya dia ga ada di sini.” Ucapnya. Setelah mencuci tangan di situ, kami pun kembali bermain petasan, kami bermain di kamar mandi. “ wah….lebih enak main di sini, suaranya lebih kencang” ucap Ozi. Setelah iti terdengar suara motor, yang mungkin itu adalah penjaga sekolah ini. “woy..kabur..seperinya penjaga sekolahnya datang!!!” salah satu temanku berteriak, semuanya lari, tetapi Rizki tertinggal di belakang karena dia masih asik memainkan petasannya. Dia pun dengan terburu-buru langsung naik pagar dan mencoba untuk melewatinya untuk keluar dari sekolah itu. Tapi celana yang di pakainya robek karena tersangkut kawat pagar. “aduh…celanaku sobek lagi mana sobeknya besar!!” ucap Rizki “hahaha..makanya punya badan jangan gendut-gendut” akupun meledeknya “alah.diam kau..gara-gara kalian sih..ga bilang kalau penjaga sekolahnya udah datang” balasnya. “uluh…aku tadi juga sudah berteriak tapi emang kamunya aja yang ga dengar” Lukman pun menjawabnya
Perjalanan di lanjutkan kembali, Rizki berjalan sangat hati-hati untuk menutupi celananya yang sobek. “Riz…jalannya yang cepat oh.!! Biar cepet sampai..hehehe” aku pun meledeknya lagi, dan teman-temanku juga sedang menertawai dia. “Diam kalian..hati-hati aja kalaw dah sampe rumah..!!” dia pun mengancam kami. Kami berjalan di rel kereta api karena berjalan di situ memang aman dan tidak ada yang memarahi kami karena kami bermain petasan. Ketika kami sedang bermain petasan, tiba-tiba kami melihat ada anak kecil ynag sedang BAB di pinggir sungai, karena sungai tersebut memang dekat dengan rel kereta api dan lumayan jauh dari pemukiman, makanya banyak juga yang BAB di situ. “hai..ada yang sedang BAB di pinggir sungai tuh, kita lempar petasan aja yuh?” ucap Lukman karena memang dia anak yang lumayan nakal. “ boleh juga..lagian yang BAB juga anak kecil..pasti dia ga bakal berani marahin kita” balasku untuk mendukungnya. “okey deh…tapi petasannya yang banyak oh? Biar suaranya tambah besar!!!” “terserah kamu aja deh…tapi yuang ngelempar kamu aja yah..? aku ga berani” “sipp..tapi kalian semua harus ikut nyumbang petasan kalian yah..?” ucap lukman. “masing-masing 2 petasan aja deh” ucapku. Akhirnya Ozi,Rizki,Rahmna pu setuju dengan usul Lukman, semua petasan telah kami kumpulkan dan aku masukkan ke dalam botol air minum, setelah semua petasan kami masukkan, kami melempar botol berisi petasan itu ke anak tersebut, dan benar saja. Suaranya memang sangat besar, sehingga anak itu pun berlari dengan tidak menggunakan celananya kembali. “hahaha dasar nakal kumu Luk..kasihan tuh anak kecilnya..sampai dia lupa mengenakan celananya..” ucapku “hehehe.. biarin aja lah, sekali-kali ngerjain anak kecil” balas Lukman. Perjalanan pun kami lanjutkan dengan langkah yang pelan sembil mengobrol tentang mudik lebaran tahun ini. “ Zi, tahun ini kamu mau mudik ke mana?” tanyaku “aku gak mudik..karena semua keluargaku ada di Brebes semua” balasnya. Ketika kami sedang asik mengobrol. Tiba-tiba ada seorang Ibu-ibu yang berlari kecil sambil membawa golok yang lumayan besar. “HAI!!!. Berhenti kalian, berhenti, kenapa kalian menggangu anakku, berhenti!!” sepertinya ibu itu sangat marah. “Luk, apa mungkin dia ibu dari anak yang sedang BAB tadi?’ Tanya Ozi. “ sepertinya sih ia, ah lebih baik aku lari saja dari pada aku harus dimarahin ibu itu” kami berlima pun lari dengan cepat, takut barang kali ibu itu akan membunuh kami. Setelah jarak kami dengan ibu itu semakin jauh. Kami beristirahat karena ini adalah bulan puasa, jadi kami harus nebghemat tenaga kami. “huh…huh…huh.. cape juga, kamu sih Luk!! Jadiya kita deh yang di marahin!!” ucap Rahman. “Ia..gara-gara kamu juga nih..jadinya celanaku robeknya tambah besar. Aku kan jadi malu kalau di lihat orang lain!!!”Rizki pun ikut menimpalnya “hehehe..maaf deh..maaf..tapi kan kalian semua tadi pada setuju, jadi aku laksanakan misi ku tadi” balas Lukman. “uh…cape nih.. aku takut barang kali salah satu dari kita akan dibuh sama ibu-ibu tadi, lebih baik kita cepat meniggalkan tempat ini!” ucapku. “ ga mungkin lah dia membunuh kita. Ada-ada saja kamu” balas Ozi. Kami pun berjalan pulang. “ah, aku tidak mau jalan-jalan lewat situ lagi lah, aku takut barang kali ibu-ibu yang kemarin masih marah sama kita” ucap Lukman. “Ia, aku juga ga mau lewat situ lagi ah. Takut…” balas Rahman
Akhirnya kami semua sampai dirumah kami masing-masing. Pada malam harinya kami menunaikan shalat tarawih, pada saat khotbah, kami berkumpul dan membicarakan perjalanan yang tadi, dan kami sepakat untuk bertobat dan ga mau jahilin orang lain lagi.

0 komentar:

Posting Komentar